Selasa, 23 Juni 2009

Memberikan Pendidikan yang Tepat Bagi Anak

B A B I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi yang pesat ini, dunia pendidikan pun juga turut serta dalam proses tersebut. Berbagai konsep ditawarkan, berbagai kurikulum disusun (kurikulum 1994, kurikulum KBK, kurikulum KTSP). Ini semua diciptakan berorientasi pada output pendidikan yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Namun output semacam apa yang didambakan ? Hal inilah yang sering kali menjadi samar bagi pendidik dikarenakan adanya perubahan kurikulum yang sering kali terjadi, di tengah-tengah proses pembelajaran sedang berlangsung.





Pada akhirnya dikhawatirkan juga pendidik sendiri akan kurang maksimal dalam mengaplikasikan kurikulum-kurikulum tersebut. Dan kami rasa para pakar pendidikan pun akan sulit menentukan salah satu kurikulum yang paling edeal untuk negara kita yang memiliki berbagai macam adat buudaya, tingkat sosial ekonomi yang beragam dan letak teritorial anak didik (wilayah pegununganm, wilayah pesisir, wilayah terpencil, wilayah perkotaan). Akhirnya penulispun mencermati dan mengamati betapa pendidikan sekarang tidak berimbang. Yang memiliki tingkat ekonomi tinggi (hight class) mereka mampu memberikan tempat pendidikan bagi anaknya yang lebih dari layak untuk ukuran anak SD. Namun coba kita lihat di daerah yang agak pinggir, betapa susahnya merengkuh yang namanya pendidikan. Kalaupun mereka dapatkan pendidikan mungkin tidak selayak anak-anak yang mendapat pendidikan di perkotaan.

Di kota-kota mulai menjamur pendidikan yang mereka sbut plus. Mereka menawarkan berbagai hal, dengan full fasilitas, full time, plus full pembiayaan. Inilah yang dianggap terbaik, terfaforit dan terlayak bagi putra-putri mereka. Walaupun termahal di kota itu. Bagi orang tua yang memiliki strata ekonomi tingkat atas, hampir pasti menempatkan putra-putrinya di sana. Tanpa menilik seluruh aspek kelayakan sebuah lembaga pendidikan bagi anak-anak. Bahkan terkadang orang tualah yang berambisi menempatkan putra-putrinya di sana tanpa memperhatikan kondisi si anak.

Anak adalah asset yang paling berharga bagi orang tua, masyarakat dan negara. Mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa. Untuk itulah kita memang harus memberikan yang terbaik buat mereka.

Namun perlu diingat, terbaik buat kita, belum tentu terbaik bagi anak. Karenanya kita harus berhati-hati dan cermat dalam menentukan tempat pembelajaran bagi anak. Karena pendidikan merupakah bekal kehidupan kelak bagi mereka dikemudian hari.

B A B II
PERMASALAHAN DAN PEBAHASAN MASALAH
A. PERMASALAHAN
Begitu kompleknya masalah anak dan masalah dunia pendidikan. Dunia anak dan dunia pendidikan merupakan dua hal sangat terkait erat . Dan bila kita berada pada dua dunia tersebut hidup ini akan terasa menyenangkan, mengasyikkan dan hidup ini lebih berarti karena kita para pendidik bisa mentransfer didikan kepribadian, didikan kebudayaan dan didikan kemasyarakatan (Triwyata) bagi mereka. Karena luasnya masalah tentang dunia pendidikan, maka di sini akan kami tuangkan beberapa masalah pendidikan, antara lain :
1. Kapan pendidikan diberikan ?
2. Di mana anak di tempatkan untuk memperoleh pendidikan pra sekolah dan pendidikan formal yang layak buat anak ?
3. Bagaimana mendampingi anak dalam masa pembelajaran (PAUD, TK, SD)

B. PEMBAHASAN MASALAH
Dari ketiga permasalahan tersebut, marilah kita bahas satu demi satu permasalahan itu.

1. KAPAN PENDIDIKAN ANAK DIBERIKAN ?

1.1. Pendidikan diberikan mulai dalam kandungan.
a. Pendidikan pada anak diberikan mulai saat dia masih ada dalam kandungan, saat dia masih berbentuk janin. Karena walaupun dalam kandungan janin mampu menyerap apa yang dirasakan oleh sang ibunya. Karena talenta bayi masih menyatu dengan ibu. Di mana dalam Al Qur’an telah difirmankan, bahwa di saat janin berusia 40 hari telah ditiupkan roh di dalamnya.
b. Berikan pendengaran musik-musik klasik di saat ibu mengandung.
c. Sering kali si calon bayi diajak membaca ayat-ayat suci Al Qur’an (sebagai pelaku adalah ibu).
d. Tanamkan amalan-amalan atau tingkah laku yang baik bagi calon bayi kita. Sebagai tauladan adalah sikap ibu.
Itulah sedikit cara yang dapat diperbuat oleh orang tua untuk memberikan pendidikan anak sejak dalam kandungan. Sebenarnya masih banyak lagi yang dapat diperbuat oleh orang tua agar calon anak kita bisa menjadi insan yang berbudi mulai dan berakal cerdas.
1.2. Pendidikan diberikan pada usia 0 tahun sampai 3 tahun pertama.
1.2.1. Di saat-saat usia inilah pembentukan kepribadian, emosi, intelijensi dan spiritual untuk anak diberikan. Walaupun mereka tidak paham betul makna dari suatu pendidikan. Pada usia-usia ini perkembangan sel-sel saraf otak berkembang dengan pesat. Sel-sel saraf ini harus rutin distimulasi dan didaya-gunakan supaya terus berkembang jumlahnya./ Stimulasi yang diberikan ibarat pahatan yang bekerja membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang dengan baik.
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan nyang minim stimulasi berkurang kecerdasannya. Pengalaman yang tidak menyenangkan akan membekas selama dan cukup memberi efek mengubah komposisi sel di dalam otak.
1.2.2. Otak manusia terdiri dari dua belahan kiri dan kanan yang tersambung oleh serabut. Keduanya harus memiliki fungsi, tugas dan respons berbeda yang harus tumbuh dalam keseimbangan.
a. Otak kiri.
Berfungsi untuk berfikir rasional, analitis, berurutan, limier, sainstifik seperti membaca, bahasa dan berhitung.
b. Otak kanan.
Berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreatifitas (bermusik, bernyanyi, menari, mencipta).
1.2.3. Perkembangan otak tidak berjalan secara linier, namun semua bagian dapat distimulasi pada saat bersamaan.
Gardner menemukan bahwa otak manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan, yakni :
a. Bahasa :
Kemampuan untuk membaca, menulis dan berkomunikasi
b. Logis, matematis :
Kemampuan untuk berfikir logis, sistimatis dan berhitung.
c. Visual, spasial :
Kemampuan untuk berfikir melalui gambar, memvisualisasi hasil masa depan, mengimaginasikan dengan penglihatan.
d. Musikal :
Kemampuan untuk mengkomposisikan musik, menyanyi, memiliki kepekaan untuk iraman.
e. Kinestik badan :
Kemampuan untuk menggunakan tubuh secara trampil.
f. Interpersonal social :
Kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Memiliki empati dan pengertian
g. Interpersenal :
Kemampuan untuk analisa diri dan refleksi.
h. Natural :
Kemampuan mengenal kembali flora dan fauna serta mencintai alam.
Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda. Baik dalam intelegensi, bakat, minat, kreatifitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosialnya. Namun penelitian tentang otak menunjukkan bahwa bila anak distimulasi sejak dini maka akan ditemukan genius (potensi paling baik dan unggul) dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar yang telah ada di dirinya ubntuk dapat berfikir kreatif dan produktif.
Oleh karena itu anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut melalui pembelajaran bermakna sejak awal.
1.3. Pendidikan Pra Sekolah dan Pendidikanb Sekolah.
Di sinilah anak mengalami penggodokan sebagai kawah candra dimuka bagi mereka. Sebagaimana yang telah dicanangkan oleh pemerintah mengenai pendidikan dasar 9 tahun.
Mulai dari jenjang dasar (SD) yang harus ditempuh minimal selama 6 tahun, yang akan dilanjutkan pada jenjang berikutnya yakni sekolah menengah (SMP) yang harus ditempuh selama 3 tahun.

Sebelum melalui pendidikan formal tersebut ada dua jenjang pendidikan pra sekolah yang hendaknya juga dapat ternikmati oleh anak didik, yakni PAUD dan TK.
Di sini perlu diingat bahwa pendidikan pra sekolah bukan pendidikan formal. Di sana mereka belajar sambil bermain dan bukan ditekankan pada baca-tulis dan hitung. Namun kini pola terserbut saat ini nampaknya telah bergeser, di mana anak-anak telah kehilangan masa anak-anaknya. Mereka telah terprogram dengan berbagai les (baca-tulis-hitung) pembelajaran yang full day tanpa mempertimbangkan kebutuhan batiniah mereka. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menentukan / memilih kawah candra dimuka yang tepat bagi putra-putri mereka.

1.4. Pendidikan seumur hidup (long live education).
Pada dasarnya kita mencari ilmu untuk bekal kehidupan dunia dan akhirat. Dan mencari ilmu itu adalah wajib serta tiada batasanya. Selama hayat masih di kandung badan pendidikan akan berlangsung terus-menerus tiada terputus (long live education). Bahkan dalam kitab sucipun telah tertulis ”Carilah ilmu walau sampai ke negeri china” di sini termaktup bawasannya mencari ilmu itu sepanjang masa, tiada batasnya, baik waktu, umur maupun jarak.

2. DI MANA ANAK DITEMPATKAN UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN FORMAL YANG LAYAK ?
Di saat usia anak telah memasuki usia pendidikan formal inilah orang tua harus mampu menyeleksi lembaga pendidikan yang baik bagi putra-putrinya. Hendaklah tidak hanya melihat bagus fasilitasnya saja tetapi dilihat dari berbagai aspek. Walaupun program bagus, fasilitas memadai namun bila tidak dimanagemeni dengan baik dan tidak dimotori oleh tenaga-tenaga edukasi yang berdedikasi serta profesional, maka sekolah tersebut bukanlah sekolah yang baik.
Berikut ini kami sajikan beberapa hal sebagai pertimbangan dalam menentukan sekolah yang baik bagi anak kita.

2.1. Melihat kondisi anak kita baik fisik maupun mental.
Orang tua harus memahami betul kondisi putra-putrinya, dalam kondisi normal atau cacat baik secara fisik maupun mentalnya. Bila si anak mengalami cacat fisik maka tempatkan mereka pada lembaga pendidikan khusus anak cacat. Dan jangan memaksanakan diri anak dimasukkan dalam pendidikan yang formal secara umum. Demikian juga apabila putra-putrinya memiliki kondisi mental yang kurang bagus (ideot) hendaklah dimasukkan dalam sekolah khusus (SLB).

2.2. Tujuan, arah atau harapan yang hendak diinginkan oleh orang tua bagi putra-putrinya.
2.3. Waktu pembelajaran.
Orang tua harus memperhatikan lamanya jam belajar di sekolah tersebut. Hal ini harus disesuaikan dengan usia atau tingkat perkembangan anak. Bila terlalu lama waktu belajarnya anak akan terasa lelah baik secara fisik maupun mental.

2.4. Muatan materi.
Materi yang ditawarkan oleh sekolah juga harus kita cermati. Hendaklah kita memilih program atau materi yang sesuai dengan usia perkembangan mereka.

2.5. Fasilitas penunjang.
Fasiulita-fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan oleh anak maupun guru guna menggali potensi-potensi mereka. Fasiltas ini juga harus disesuaikan dengan program atau materi pembelajaran serta jenjang pendidikan anak/.

2.6. Dibimbing oleh guru-guru yang berdedikasi dan profesional.
Dewasa ini banyak lembaga pendidikan yang memiliki pembimbing (guru) yang tidak memiliki dasar kependidikan. Walaupun mereka mampu mengajar tetapi hasilnya jelas berbeda dengan anak yang dibimbing oleh seorang guru yang benar-benar memiliki dasar kependidikan.

2.7. Dimanagemeni dengan profesional.
Sekolah yang memiliki fasilitas baik, memiliki program yang baik, memiliki tenaga-tenaga pendidikan yang baik TETAPI tidak dimanagemeni dengan baik semua fasilita, program dan tenaga-tenaga pendidikan yang baik itu tidak akan dapat berfungsi dengan baik sehingga output pendidikanpun tidak baik.

3. BAGAIMANA MENDAMPINGI ANAK DALAM MASA PEMBELAJARAN ?
Anak adalah tanggung jawab orang tua dan anak adalah amanah dari Alloh. Oleh karena itu tidaklah cukup bila pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Peran orang tua tetap utama. Hendaklah orang tua selalu di sisi anak. Baik di saat suka maupun duka. Cobalah bisa menbjadi orang tua sekaligus guru bagi mereka. Orang tua sebagai teman bagi anak dimana setiap saat bisa diajak bermain, bercanda dan bertanya. Orang tua juga harus mampu untuk menjadi sahabat bagi sang buah hati. Di mana orang tua selalu membuka hati untuk menerima keluhan dan curahan anak.
Orang-orang yang sukses adalah mereka yang di masa kanak-kanaknya selalu didampingi orang tua dengan balutan kasih sayang dan pujian BUKAN makian dan hinaan.

B A B III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari permasalahan yang telah disajikan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal di antaranya :
1. Pendidikan dimulai sejak anak dalam kandungan.
2. Pendidikan yang paling menentukan adalah di saat anak berusia 0 sampai 3 tahun.
3. Pendidikan adalah tanggung jawab orang tua, masyarakat dan bangsa.
4. Hendahnya orang tua menentukan secara tepat tempat pendidikan bagi anaknya.

B. SARAN
Dari pembahasan yang telah disajikan di atas, ada beberapa saran yang dapat kami berikan kepada pembaca, antara lain :
1. Mengoptimalkan pendidikan saat anak dalam kandungan.
2. Janganlah melewatkan usia-usia yang tepat untuk mengembangkan seluruh jaringan otak anak agar berkembang secara maksimal dan ada keseimbangan perkembangan otak kanan dan otak kiri.
3. Hendaklah memilih sekolah yang baik bagi anak bukan baik untuk orang tua.
4. Sekolah mahal belum tentu baik.
5. Orang tua hendaknya turut serta dalam pengembangan pendidikan melalui lembaga sekolah.


P E N U T U P
Demikian yang dapat kami sampaikan terkait dengan dunia anak dan dunia dan dunia pendidikan. Dua dunia yang saling terkait dan yang menyenangkan. Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai orang tua dan pendidik tetap berorientasi pada perkembangan anak.
Perlu kita ingat anak adalah tanggung jawab orang tua, masyarakat dan bangsa. Anak adalah amanah dari Alloh, yang kelak di kemudian hari sebagai orang tua akan dimintai tanggung jawab mereka terhadap putra-putrinya. Sudah diberikan kepadanya pendidikan yang baik sebagai bekal kehidupan bagi anak baiuk di dunia maupun di akhirat. Bila kita salah mendidiknya sesallah yang kita dapatkan nantinya.
Harapan kami semoga secuil tulisan ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan arah dan penempatan pendidikan bagi anak yang tepat.

0 komentar:

Posting Komentar

-

SEPUTAR INDONESIA

SEPUTAR JAWA TIMUR

SEPUTAR PONOROGO

-

KOMENTAR

LINK

LINK 1
LINK 2
LINK 3
LINK 4
LINK 5

Pengunjung

Counters

SHOUTBOX

 
Contoh 1 © 2008 All right reserved │ Design By R - CHAM